sajak sajak kehidupan

IKLAN ELEKTRONIK DAN MAKANAN

Rabu, 08 April 2020

Tidak Jadi Menulis


Tidak Jadi Menulis

Saat senja angin mulai menerpa
Aku terpana melihatmu gadis jelita
Aku bergegas mengambil buku dan pena
Kutuangkan kata pada kertas diatas meja

Wajahmu bagai bulan purnama
Senyummu bagai sinar sang surya

Tiba-tiba aku kehabisan kata
Aku tak jadi menulis saja
Karna aku kehabisan kata untuk mengungkapkannya
Bersama menghilangnya kau gadis jelita


Karya Sugiyatno

Selasa, 07 April 2020

Akibat korona


Akibat kora

Di desaku sama seperti desa lainnya. Saat terjadi wabah pandemi  korona disetiap desa didepan rumah bertuliskan “silakan cuci tangan sebelum masuk rumah”. Ada seorang kakek-kakek dari dusun lain masuk rumah dan bertamu, setiap bertamu pasti tulisannya sama “silakan cuci tangan sebelum masuk rumah”. Disepanjang dia bergumam.

“o walah semprol“ silakan cuci tangan  sebelum masuk rumah”, tak kiro(kira) dikon madang (disuruh makan) ternyata  cuma disuruh cuci tangan biar bersih dan terhindar dari korona to.

Sugiyatno, S.Pd
SDN Gatak Tanjungsari
Keruk II, Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menulis Tanpa Ide


RESUME   ke 9
BELAJAR MENULIS GELOMBANG 7
Selasa, 7 April 2020

Materi              :Menulis Tanpa Ide
Pemateri          :Mas Budiman Hakim

Pembelajaran pada malam Selasa, 7 April 2020 oleh Mas Budiman Hakim, seperti biasa  di grup menulis gelombang 7 dimulai pada pukul 19.00 – 21.00 . Materinya adalah menulis tanpa ide.
Pada malam hari ini tanggal 7 April beliau om/mas Bud akan menyampaikan materinya adalah menulis tanpa ide sebenarnya adalah judul buku mas Bud yang terbaru. Dan materi menulis tanpa ide hanyalah salah satu bab yang terdapat pada buku tersebut.
Diawali dari sebuah pertanyaan mas Bud “bagaimana kita menentukan sebuah tulisan itu menarik atau tidak?” beliau menjawab “mudah”, yaitu dengan cara Tulisan tersebut mampu atau tidak menggugah EMOSI pembacanya, atau buku tersebut mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak atau menangis.
Ternyata tidak semudah/tidak cukup sampai Emosi saja. Terkadang ketika kita ingin menulis ada kendala lain yang menghadang yaitu nggak punya ide atau writers block. Untuk mengantisipasinya ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu

1.    Memanfaatkan Emosi
Caranya tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari. Metode ini sering disebut dengan metode CERPENTING. Singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting. Cerpenting adalah metode menulis peristiwa-peristiwa yang REMEH dan BENAR_BENAR TIDAK PENTING yang terjadi di sekeliling kita. Sebagai contoh kita menulis tentang sering ngeliat kelakuan  kelucuan anak, saat naik motor kehabisan bensin dan lupa tidak membawa duit karna nggak sempet ke ATM, cerita horror saat dikejar-kejar kecoak, dsb. Menulis CERPENTING memang menulis sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING. Karena jika kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topic yang SANGAT SEPELE, apalagi kalau kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING, Pasti lebih bagus. Kesimpulannya jika kita sering menulis CERPENTING maka kita pasti akan menemukan IDE/PEMICU dan TOPIK untuk menulis dan janagan mikir apa gunanya menulis tulisan angap saja menulis adalah latihan menulis menyenangkan.

2.    Memancing Emosi
Dari EMOSI yang kita dapat kita bisa konversikan menjadi IDE. Sering kita mendengar pepatah “jangan menunggu bahagia lalu baru tersenyum. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan dating padamu”. Dan masih banyak kata pepatah atau kata bijak lainnya, dan beliau curiga bahwa formulasi tersebut adalah RAHASIA KEHIDUPAN. Karna pengalaman beliau menulis, beliau juga sering menemukan RAHASIA cara menulis tanpa ide.
Pertanyaannya bagaimana kita menulis kalau belum ad aide? Ternyata itu keliru/salah buesar. IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING. Pertanyaannya bagaimana cara memancingnya? Caranya adalah dengan memperhatikan sekeliling kita lalu tuliskan apa yang kita tangkap melalui pancaindra kita kemudian gabungkan serta susunlah semua menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang ditemukan pancaindra akan berfungsi menjadi pemicu ide datang. IDE banyak sekali contoh disekitar kamar ada jam dinding, kertas, printer, laptop dll.
Diakhir kata beliau berpesan semoga dua penjelasan materi tersebut cukup untuk dijadikan bekal dan selebihnya adalah meski belum mempunyai idem aka nyalakan leptop, duduk, dan biarkan jemari kalian diatas kiboard seakan-akan kalian sudah mendapat ide untuk ditulis. Menulis adalah sebuah proses, menulis bukan bukan skill yang bisa didapat dalam semalam, jadi harus rajin berlatih menulis. itulah sebabnya metode ini diciptakan supaya proses latihan jadi menyenangkan.

Sugiyatno, S.Pd
SDN Gatak Tanjungsari
Keruk II, Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

 


Senin, 06 April 2020

Puisiku : Sajak Ngawor


Sajak  Ngawor

Mungkin dunia ini telah tua
Terlalu lama membawa cerita manusia
Beban berat telah lama dipikulnya
Kini ia telah murka seolah member nasehat kepada kita
                                Banjir, tanah longsor, gunung meletus dimana-mana
                                Pembunuhan, pemerkosaan, perzinaan merajalela
Mungkinkah dunia sedang bercerita kepada kita
Atau sekedar bersin dan memuntahkan kotorannya
Jangan banyak berkata dan bertanya
Mintalah saja pada yang Maha Kuasa
Jangan saling tuding dan buruk sangka
Mintalah pada yang Tuhan segala penguasa

Sugiyatno
3 April 2020
18:00

Belajar Menulis Dasar


RESUME   ke 8
BELAJAR MENULIS GELOMBANG 7
Senin, 6 April 2020

Pembelajaran pada malam Senin, 6 April 2020 oleh bapak Imam Fitri Rahmadi  grup menulis gelombang 7 dimulai pada pukul 19.00 – 21.00 . Materinya adalah belajar menulis dasar ( pemilihan kata, Penulisan kalimat, dan penyusunan paragraph).
Pertama mulai dengan perkenalan diri , beliau kuliah S1 di UIN Jakarta, Kuliah S2 beliau di Universitas Negri Jakarta, sekarang sedang S3 di Johannes Kepler Universitas Linz Australia.Bapak Imam fitri rahmadi pernah menerbitkan dua buku saat masih kuliah S1 di Elex Media Komputindo.
Pada malam hari ini tanggal 6 April beliau akan menyampaikan materinya adalah belajar menulis dasar ( pemilihan kata, Penulisan kalimat, dan penyusunan paragraph). Beliau berkata menulis ada 3 yaitu menulis personal, menulis formal, dan akademik. Menulis personal sangatlah mudah karna tidak terikat aturan dan bebas. Sedangkan menulis formal  dan akademik terdapat berbagai kaidah baku yang harus diikuti. Dalam menulis formal biasanya digunakan oleh Jurnalis, menulis Artikel, dan menulis keperluan akademik.
Beliau menjelaskan tiga tiga setrategi menulis tersebut meliputi :
1.    Pemilihan Kata
Pemilihan kata sangatlah menentukan rasa tulisan. Pilihan kata yang tepat dan selaras untuk menulis kalimat sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan disebut diksi. Antara penulisan personal, formal, dan akademik diksi yang digunakan berbeda meski yang dimaksud untuk mengungkapkan dan menggambarkan hal sama. Contoh
1.    Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah. (bersifat personal)
2.    Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah. (bersifat formal)
3.    Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah. (bersifat akademik)
Berdasarkan kata diatas beda satu kata saja dapat merubah rasa kalimat, meski ketiganya sama-sama menggambarkan proses pertukaran informasi antara ibu guru dengan kepala sekolah.

2.    Menulis Kalimat
Menulis kalimat yang baik sesuai dengan Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan (SPOK). Dalam menulis terdapat aneka bentuk kalimat majemuk yaitu setara, rapatan, bertingkat, dan campuran. Namun beliau jarang menggunakan keempat macam kalimat tersebut karna rumit, beliau lebih sering menggunakan rumus yang didapat ketika belajar bahasa inggris yaitu kalimat gabungan dan kalimat komplek. Contoh
Kalimat sederhana : saya membaca tulisan di blog
Kalimat gabungan : saya membaca kalimat di blog untuk  menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
Kalimat kompleks : saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja di rumah
3.    Menyusun Paragraf
Paragraph adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat topic sebagai ide pokok atau gagasan utama dan beberapa kalimat penjelas.
            Diakhir kata beliau berpesan semoga tiga penjelasan materi tersebut cukup untuk dijadikan bekal dan selebihnya adalah membiasakan diri untuk memilah dan memilih diksi, menulis aneka variasi kalimat, dan menyusun paragraph yang enak dibaca dan mudah untuk dipahami.

Sugiyatno, S.Pd
SDN Gatak Tanjungsari
Keruk II, Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.


PENJUAL IKAN ASIN VS SINGKONG REBUS


PENJUAL IKAN ASIN VS  SINGKONG REBUS

Di desa wonokerto dusun wonorejo terdapat dua nenek yang menghuni sebuah hutan di tepi pantai. Mereka berdua jauh dari pasar dan dari penduduk. Mereka mempunyai pekerjaan yang berbeda yang satu bekerja sebagai pekebun  ketela sekaligus penjual ketela atau singkong rebus manis sedangkan yang satu adalah penjual ikan asin. Setiap berjualan mereka selalu  pada hari yang berbeda dan laris atau terjual habis.

Suatu hari mereka pergi kepasar untuk berjualan dagangan mereka masing-masing namun pada hari yang sama dan pasar yang sama serta berdekatan.
Penjual  ikan Asin berteriak : “ikan asin “.
Penjual singkong pun berteriak :”singkong rebus”.
Begitu lama belum juga ada yang membeli dagangan mereka berdua. Padahal biasanya dagangan mereka cepat habis dan laris manis.
Penjual  ikan Asin berteriak: “ikan, ikan  asin “.
Penjual singkong berteriak:”singkong, singkong rebus”.

Ternyata penduduk yang akan kepasar dan membeli tersebut mendengar ada yang aneh dengan suara teriakan yang ada dipasar karna bunyinya menjadi “ikan rebus dan singkong asin”. Sehingga penduduk yang biasa belu tidak kepasar dan membeli ikan asin dan singkong rebus manis.


Sugiyatno, S.Pd
SDN Gatak Tanjungsari
Keruk II, Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.



Minggu, 05 April 2020

Puisi : Lupakan saja


Lupakan Saja
Setiap kepergian adalah kepulangan
Setiap rasa luka adalah awal kebahagiaan
Setiap tangisan adalah awal senyuman

            Dunia ini berputar seperti roda
            Kadang diatas kadang dibawah
            Lupakan saja luka yang lalu

Sugiyatno