sajak sajak kehidupan

IKLAN ELEKTRONIK DAN MAKANAN

Senin, 27 April 2020

Pamer (suka pamer makanan)


Pamer  (suka pamer makanan)

Ceramah pagi ini sangat menarik sekali membuat saya merinding dan intropeksi diri kenapa?
Ya dari judulnya saja biasa hihi tapi isinya mengerikan. Ceramah pagi ini bertema RIYA (pamer).
Pak ustad:”Maka kecelakaan lah bagi orang-orang yang sholat, yaitu orang-orang yang lalai dari shlatnya, orang-orang yang berbuat riya(pamer) dan enggan menolong dengan barang berguna” (surat Al-Maun:4-7).
Disebutkan kan bahwa orang sekarang itu suka sekali secara tidak sadar bahwa beliau riya tapi tidak tahu dimana dan kenapa atau kapan waktunya? Sebab kita sering sekali memposting hal-hal yang seharusnya tidak kita posting dalam media social, contoh sholat trawih berjamaah difoto kirim fb, Pasang status IG, berbuka puasa dengan makanan yang banyak dan enak-enak tetangga tidak diberi eh malah posting dimedia social disana-sini, itukan namanya riya(pamer).
Jleb, kena deh saya dalam hati.

Sugiyatno
SDN Gatak Tanjungsari

JAMAN SUDAH BERUBAH


JAMAN SUDAH BERUBAH

Dulu banyak pohon-pohon rindang
Kini telah berganti tiang tinggi menjulang

Dulu manusia banyak menebar salam saat berjalan
Kini berganti bunyi tlakson dan roda disetiap sudut jalan

Dulu tanah luas melimpah penuh sawah
Kini berganti sempit penuh sampah

Dulu masyarakat hidup penuh berkah
Kini berubah serakah dan saling menumpahkan darah

Dulu anak-anak senang voli dan kasti
Kini berganti nonton televisi dan hobi selfi

Dulu adat istiadat selalu dijunjung tinggi
Kini berubah jadi generasi hobi tawur dan judi


sugiyatno
Keruk II Banjarejo Tanjungsari Gunungkidul

Dirumah Aja


Dirumah Aja

Dirumah aja kita bisa merangkai cerita
Melihat senja serta langit yang jingga merona
                        Dirumah aja kita bisa saling bercengkrama
                                    Bekerja, belajar dan memperbanyak ibah kepadanya
                                    Dirumah aja kita buat rencana untuk masadepan kita
                        Kapan kita bisa berlibur dan berhenti bekerja
            Dirumah aja meski sepi dan galau mendera
Dirumah aja jangan keluyuran kemana                      

Sugiyatno
14 4 2020
17.17

Sub Buah Alpukat


Sub buah alpukat

Siapa yang nggak kenal sub buah, ya minuman yang terdiri dari potongan buah yang dicampur dengan susu atau sirup. Eh maaf ya bukan iklan, saya cuma mau bercerita saja tentang sub buah alpukat susu yang dipadukan buah naga kesuakaan ku, ni cara membuatnya ala sugiyatno.
Bahan
1. alpukat masak
2. buah naga
3. susu
4. gula
5. rumput laut
6. 2 gelas air matang
7. sirup sesuai selera
8. susu sachet sesuai selera
Cara membuatnya
1.    Pastikan menggunakan buah yang segar dan  masak/matang
2.    Potong buah dengan sedang atau ukuran selera, bentuk juga sesuai selera
3.    Masukkan air yang sudah dicampur dengan sirup dan susu
4.    Masukan buah dalam dalam yang sudah tercampur dengan sirup dan susu
5.    Siap saja dan dicicipi, eh nunggu buka puasa dulu ya  

7 Manfaat buah alpukat
1.    Mencegah resiko kangker
Alpukat memiliki senyawa antioksi dan yang membantu menangkal radikal bebas yang akan jadi perusak DNA dalam sel yang dapat mengakibatkan kanker.
2.     Mencegah penyakit jantung
Alpukat memiliki kadar lemak baik yang akan menurunkan kolesterol jahat dan resiko jantung, apalagi mengkonsumsinya secara teratur dapat membantu kesehatan jantung dan pembuluh darah lo.
3.    Menjaga kesehatan mata
Karna didalam alpukat terdapat senyawa lutein yang dapat membantu menjaga kesehatan mata.
4.    Mencegah resiko diabetes
Didalam alpukat terdapat oleat yang akan membantu mencegah diabetes Militus, juga mengurangi kadar trigliserida dan mengontrol kadar gula darah.
5.    Menurunkan kolesterol
Alpukat memiliki senyawa beta sitosterol yang mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan kadar kolesterol baik.

Sugiyatno
SDN Gatak Tanjungsari

Minggu, 26 April 2020

RINDU SEPERTI DULU


RINDU SEPERTI DULU

Ramadhan kali ini begitu sepi
Masjid tak ramai seperti dulu lagi
Tak ada gelak tawa ceria dari para santri
Yang selalu melantunkan ayat-ayat suci Ilahi Robi

Ramadhan kali ini sepi masjid tak berpenghuni
Tak ada ceramah-ceramah dimimbar lagi
Bahkan berbuka puasa dimasjid telah berhenti
Tuhan ramadhan kali memang tak sepeti dulu lagi

Sugiyatno
25 April 2020

Sabtu, 25 April 2020

Resensi ”Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi”


Resensi oleh Sugiyatno, S.Pd

Judul Buku      :”Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi”
Penulis             :Wijaya Kusumah, S.Pd.,M.Pd
Penerbit           :PT.Indeks. Jakarta. 2012
Cetakan pertama. 2012

Buku “Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi” penulis Wijaya Kusumah atau akrab dipanggil om Jay ini berisi tentang banyak sekali motifasi-motifasi yang dapat membangkitkan kita untuk semangat menulis, buku ini mudah dipahami cara penyampaiannya, dan beberapa tips-tips, serta beberapa keterampilan lain yang harus dimiliki seorang penulis pemula, dan yang paling penting adalah kapan waktu yang baik untuk menulis serta cara memenejemen waktu yang paling baik semuanya ada dalam buku ini.
Menurut om jay menulis dan membaca adalah dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, tidak ada penulis yang tidak rajin membaca. Menulis adalah proses, tulisan yang baik tidak langsung sekali jadi. Penulis yang baik adalah penulis yang rajin membaca, karna membaca membuat kita bisa melihat dunia luar atau berkunjung kesuatu tempat tanpa harus mengalami langsung. Membaca buku berarti membuka dunia. Penulis lahap membaca akan membuat menjadi gemuk menulis, menjadi penulis hebat bila mampu menuangkan dalam gaya menulis anda sendiri.
            Om Jay memberikan saran seorang penulis harus mampu memasukan sumber bacaan kedalam artikelnya. Seorang penulis yang baik mampu menempatkan pendapatnya dengan pendapat orang lain. Ketika penulis terasa renyah, ada kudapan nikmat yang dihasilkan. Itulah buah dari sebuah kreatifitas menulis yang membuat penulis dan pembaca merasa puas melahap habis apa yang ditulisnya.
            Om Jay mengatakan cara paling mudah membuat buku adalah melakukan kegiatan tulis-menulis setiap hari. Konsisten dan komitmen tinggi adalah kuncinya. Cara menulis yang efektif adalah segera menulis apa yang anda lihat dan anda pikir, tanpa beban dengan tujuan yang sudah anda siapkan. Rajin membaca akan membuat anda kuat menulis. Jarang membaca akan membuat anda lumpuh. Tips menulis lainnya adalah jangan menulis saat tidur. Et apakah bisa menulis sebelum tidur? Jawabannya tentu bisa tapi ada caranya tersendiri, yaitu harus ada komitmen dan harus dibiasakan. Ternyata menulis itu bisa dilakukan kapan saja.
            Om Jay mengingatkan banyak orang tak mau bersusah payah membangun gaya menulisnya dendiri. Dia lebih suka mengekor pada orang lain ketimbang menjadi pelopor. Jangan pernah membenci tulisan anda sendiri. Karna lebih baik tulisan anda jelek hasil kita sendiri dari pada bagus tapi hasil copy and paste tulisan orang lain. Menjadi penulis banyak sekali keuntungan, dari menghasilkan buku, mendapatkan uang, mendapatkan Ipad, dan juga tulisan kita menjadi tabungan juga.
            Et setelah mengenal banyak sekali kelebihan sekarang penulis resensi juga akan menuliskan kekurangnya juga, sebelumnya om Jay saya mohon maaf ya. Kekurangan buku ini yaitu ketika pembaca sudah termotivasi dan ingin membaca halaman selanjutnya tapi masih ada halaman yang membicarakan hal yang sama seperti halaman sebelumnya. Contoh bisakah kita menulis sebelum tidur (hal 31), ada juga pada halaman (197) yaitu enakan mana menulis sebelum tidur atau setelah tidur, serta pada halaman (215) biasakanlah menulis sebelum tidur.

Kesimpulan dari membaca buku om Jay ”Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi” adalah buku bagus, sangat layak untuk dibaca, ditiru untuk kita coba menjadi seorang blog ataupun penulis buku baik bagi pemula atau pun umum. Mari kita menulis setiap hari dari hal yang kita sukai dan buktikan apa yang akan terjadi.

Sugiyatno
SDN Gatak Tanjungsari
Keruk II, Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta


Jumat, 24 April 2020

Mengenal Penerbit Mayor dan Minor (Indi)


Mengenal Penerbit Mayor dan minor (indi)

Kalian pasti bertanya-tanyakan apa itu penerbit mayor dan minor? Atau malah bertanya kalau kita menerbitkan buku itu harus bayar atau nggak si? Atau penerbit apa si yang paling bagus mayor atau minor?
            Kita akan bahas satu-satu nih
1.    Penerbit Mayor
Penerbit Mayor adalah Penerbit besar. Kenapa dikatakan besar karna memiliki modal yang besar untuk melakukan penerbitan. Tim yang akan menangani atau bekerja banyak contohnya ada editor, lay outer, illustrator, bagian marketing, bagian distribusi. Et kalau sudah sebanyak itu timnya pasti tentu setiap penulis yang akan menerbitkan naskah juga diseleksi dan diedit ketat, baik isi, tata bahasa, dan gaya kepenulisannya lo. Setelah itu masuk dek ke lay out, lalu ke cetak dan dipasarkan baik jalur udara ataupun darat. Jalur udara melalu internet sedang jalur darat melalui toko buku yang bekerjasama dengan penerbit tersebut  atau tenaga penjual lo.kalau kita bisa lolos dan naskah kita bisa diterbitkan di penerbit mayor waw sudah pasti enak kita tidak perlu mengeluarkan biaya, pemasaranpun terjamin, malah kita akan mendapatkan royalty sebesar 10-15% dipotong pajak dan biasanya penerimaan berbeda-beda ada yang 6 bulan baru diberikan royaltinya, satu lagi keuntungannya penulis akan mendapatkan bukti terbit juga sekitar 3-10 eksemplar gratis lo. Nah beberapa contoh penerbit Mayor adalah Andi Publisher, Balai Pustaka, Erlangga, Gramedia, Gagas Media, dan masih banyak yang lainya ya. Jangan tanya soal ISBN (International Standard Book Number) ya dengan penerbit Mayor sudah jelas ber ISBN.
2.    Penerbit Minor (Indi)
Penerbit minor ini sering disebut Indi atau Independen. Untuk menerbitkan naskah disini ngak perlu diseleksi mungkin hanya akan diedit ringan seperti kesalahan standar tulis dan bahasanya tapi tanpa mengubah isinya. Et jangan salah lo penerbit Minor juga punya Editor dan lay outer juga, tetapi jika ingin menggunakan jasa Editor dan Lay Outer harus siap-siap merogoh kucek atau biaya tambahan. Eh lupa, jika ingin menerbitkan di penerbit Minor kebanyakan biaya penerbitan, biaya cetak, biaya ISBN, harus ditanggung sendiri lo. Pemasaran buku juga tergantung penulis, banyaknya pembeli atau penjualan tergantung si penulis atau yang menerbitkan buku. Penerbit Minor tidak akan mencetak buku jika tidak ada yang membelinya. Biasanya penerbit Minor hanya akan memasang cover di Web Penerbit. Nah soal royalty ni kita juga dapat, tetapi tergantung kesepakatan antara penulis dan penerbit yang sudah ditetapkan oleh si penerbit. Untuk bukti terbit kita penulis harus membelinya lo, penulis tidak mendapatkannya secara gratis. Kenapa, karena penerbit membutuhkan biaya untuk mencetak dahulu bukunya. Eh jangan kawatir jika penulis yang memesan buku dapat harga kusus kx. Tapi terkadang peraturan penerbit indi ada yang berbeda lo jadi jangan kaget bila ada yang berbeda informasi dengan yang saya tulis ya. Terakhir jangan takut menerbitkan di penerbit Minor sebab tak sedikit juga yang sukses dan terkenal lewat penerbit Minor.


Sugiyatno
SDN Gatak Tanjungsari