sajak sajak kehidupan : Cara Mendesain Buku Pembelajaran

IKLAN ELEKTRONIK DAN MAKANAN

Selasa, 28 April 2020

Cara Mendesain Buku Pembelajaran


Cara mendesain buku Pembelajaran
Pemateri Dr. Paidi, S.Pd., M.TPd

RESUME   ke 22
BELAJAR MENULIS GELOMBANG 7
Selasa, 28 April 2020

Seperti hari puasa biasanya pembelajaran pada hari Selasa siang, 27 April 2020 oleh bapak Dr. Paidi, S.Pd., M.TPd. grup menulis gelombang 7 dimulai pada pukul 13.00 – 15.00, karna hari puasa agar pas malamnya umat Muslim kususnya banyak dan kusuk dalam beribadah. Materinya adalah Cara Mendesain Buku Pembelajaran.
Dr. Paidi, S.Pd., M.TPd beliau adalah kelahiran Bantul, 01 Januari 1971. Beliau merupakan Ketua MKKS SMK Kota Bengkulu, Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu, dosen FISIP UNIB sekaligus dosen pascasarjana TP UNIB hingga saaat ini. Alamat blog beliau adalah https://pdsmk1bkl.blogspot.com.
Seperti biasa acara ini dimoderatori oleh bapak Bambang, berhubung belum hadir maka diganti oleh Om Jay seperti biasanya. Bapak Dr. Paidi sangat senang sekali bisa bertemu dan berbagi ilmu tentang cara mendesain buku pembelajaran dengan peserta belajar menulis gelombang tujuh melalui dunia maya.
Secara umum proses perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah yang dapat saya uraikan sebagai berikut:
1.        Langkah 1, kita perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas materi-materi yang dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut
2.      Langkah 2, berdsarkan data yang di dapat dari langkah pertama selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran/bahan yang akan kita rancang
3.        langkah 3, berdasarkan data langkah ke dua selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang
4.        Langkah 4, seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjkadi target atau pemakai buku yang kita rancang
5.        Langkah 5, membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan sumber asli yang di karang oleh Dick & Carrey yaitu instructional).
6.        Langkah 6, Melakukan penyusunan TES
7.    Langkah 7, Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini saya merancang pembelajaran secara blended learning)
8.      Langkah 8, Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online bisa menggunakan teori hannafin)
9.        Langkah 9, setelah draft bahan tersedia
10.    Langkah 10, selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sebab: 1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasarkan dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah); 3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok, menengah, dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa  yang berasal dari kelompok atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan mulai evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran.
11.  Langkah 11, Khusus untuk langkah yang terakhir Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit bisanya pihak penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu. Sehingga, jika penulis ingin memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yang digunakan harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.
Demikian sekilas cara mendesain bahan pembelajaran yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawaban, insyaAllah jika tahapan di atas dilakukan secara benar maka tidak akan terjadi kasus salah gambar dll, sebagaimana dahulu pernah terjadi di buku-buku yang beredar dilingkup dikbud khususnya jenjang sekolah dasar.

Kesimpulannya adalah mendesain bahan pembelajaran yang dilakukan secara ilmiah atau sesuai standar tahapan atau pun standar penerbit maka kasus kesalahan tidak akan terjadi pada sebuah buku yang beredar pada jenjang pendidikan.

Sugiyatno
SDN Gatak Tanjungsari
Keruk II, Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul

2 komentar: