Ekspektasi
(Peyek, pyek kacang )
Dikabupaten Gunungkidul setiap satu
tahun sekali selalu ada acara yang namanya Bersih
dusun atau Syukuran dusun atau
lebih terkenalnya dengan nama Rasulan.
Desaku salah satu kecamatan di Gunungkidul juga selalu rutin setiap satu tahun
sekali selalu mengadakan Rasulan. Nah
kalau Rasulan ini lebih rame dan
lebih meriah dari yang namanya Idul Fitri, karna Rasulan ini adat atau kebiasaan turun temurunnya masyarakat
Gunungkidul. Dan tentunya makanan saat Rasulan
ini sangat banyak dibandingkan saat Idul Fitri. Saat Rasulan seperti biasanya rumahku selalu penuh dengan teman-temanku
yang selalu bermain kerumahku. Ya karna gentian kadang kalau ditempat temanku Rasulan maka aku yang main kesana,
makanya ini gentian mereka yang kerumahku. Saat itu seperti biasa temanku
menunggu ku dirumah karna aku harus ikut pentas menjadi pemain kuda lumping
saat acara Rasulan. Mereka menunggu
sambil makan-makanan seadanya dan bercerita bersama teman-temanku yang lainnya.
Deka :”Eko ayo ambil makannya tidak usah
malu-malu”,
Eko
terdiam karna malu, karna yang pengen mengambil makanan ternyata adalah Deka,
tapi karna bercanda jadi Eko yang dijadikan tersangka.
Eko :”alah kamu itu Ka nggak berani ngambil
sendiri, ni mau apa, roma kelapa, tango, apem, wajik, kripik singkong, kr
ipik talas, astor,
dll”,
Semua
teman-temanpun tertawa karna Eko balik membalas dengan menawarkan semua
makannan yang didekatkan ke Deka.
Deka :”marah, ngambek nie, sambil membuka salah
satu kaleng makanan yaitu tango. Setelah
terbuka Deka tidak jadi mengambil malah memberikan pada teman yang lain
yang ada didekatnya.
Teman didekatnya
penasaran dan membukanya.
Desi :”Baik banget Ka pasti kamu sudah sering
makan tango ya, makanya kamu berikan ke kami, setelah dibuka ternyata isinya
bukan wafer tango melainkan peyek kacang”.
Sugiyatno,
SDN Gatak Tanjungsari
Senin, 20 April 2020
04.01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar