Guru
menulis dan berprestasi
Pemateri
Sigit Suryono, M.Pd
RESUME ke 16
BELAJAR
MENULIS GELOMBANG 7
Jumat,
17 April 2020
Narasumber
: Sigit Suryono, M.Pd
Materi : Guru Menulis dan Berprestasi
Seperti biasanya
pembelajaran pada hari Jumat malam, 17 April 2020 oleh bapak Sigit suryanto grup menulis gelombang 7
dimulai pada pukul 19.00 – 21.00 . Materinya adalah Guru Menulis dan Berprestasi.
Diawali dengan salam,
perkenalan dan sapaan kepada grup menulis gelombang tujuh pemateri bapak Sigit
Suryono. Beliau bekerja sebagai guru SMP Negeri 1 Wonosari Gunungkidul. Beliau sangat senang bisa berbagai pengalaman dengan teman-teman berkaitan dengan
keberhasilan saya dalam menjadi juara 1 guru berprestasi smp tingkat nasional
tahun 2015 maupun sebagai duta rumah belajar tahun 2018. dan prestasi yang lain
yang semoga bisa menjadi profokator bagi teman-teman di group ini untuk bisa
mencapai hal tersebut.
Sesuai dengan judul
yang disampaikan oleh omjay untuk saya yaitu "Guru menulis dan
Berprestasi" saya sebenarnya malu dengan teman-teman di group ini yang
sebagian besar sudah menulis dan diterbitkan dalam bentuk buku ber isbn. Saya
baru satu kali membuat buku itupun harus saya buat sama istri selama 9 tahun
baru bisa jadi 1 buku kumpulan cerpen dengan judul "aku ingin menghitung rembulan" pada tahun 2017 berhasil
menjadi salah satu desiminator terbaik literasi smp tingkat nasional.
"betapa sulitnya saya membuat karya"
Namun itu sisi sebagai
penulis buku saya susah. Mohon maaf ya.... namun di sisi lain saya sering
membuat coretan artikel, berita dan juga tutorial yang lumayan banyak yang saya
upload di web saya yaitu di ciget.info
maupun di inobel.id. Bisa dikatakan saya
satu madzab dengan omjay guru yang senang menulis di blog.
Hal pertama yang ingin
saya sharingkan pada teman-teman di Group WA ini adalah tentang bagaimana saya
bisa meraih juara 1 Guru berprestasi tingkat Nasional pada Tahun 2015. Untuk
mencapai kejuaran tersebut saya sebenarnya mulai menyiapkan diri sejak awal
saya bekerja di SMP Negeri 1 Wonosari. Tepatnya pada saat itu saya masih CPNS
diminta untuk mengikuti kegiatan seleksi simposium tingkat Propinsi DIY tahun 2006. Saya melihat ada peluang yang
saya rekam dari senior-senior saya saat pelaksanaan simposium tersebut yaitu
banyak dari peserta simposium yang ahli dalam penelitian namun belum banyak
yang menguasai TIK, sedangkan teman-teman yang menguasai TIK banyak yang tidak
mau melakukan penelitian bahkan malas menulis laporan.
Simposium pada waktu
itu diikuti oleh semua ketua MGMP SMP maupun pengurus hampir semua bidang study
yang ada di propinsi DIY dan setiap Kabupaten wajib untuk mengirimkan peserta
dalam kegiatan tersebut. Itu sebagai sebuah tantangan dan peluang bagi saya
untuk mempromosikan diri kepada para senior, hal tersebut dikarenakan saya pada
tahun 2006 sudah menyelesaikan S2 untuk jurusan Teknologi Pembelajaran (walaupun
harus kuliah 11 tahun karena S1 hampir DO 7 tahun ditambah langsung S2 3,3
tahun itulah senjata yang handal bagi saya)
Jadi untuk keberhasilan
awal yang saya rasakan adalah: 1. Pendidikan amat penting bagi kita saat akan
terjun ke dunia kerja ( saya sudah diberi senjata yang tajam oleh orang tua),
2. Pemilihan jurusan S2 yang tidak linier bagi saya pada saat itu karena pingin
punya keahlian yang belum banyak dimiliki oleh teman-teman di dunia pendidikan
pada saat itu.
Dari simposium tersebut
saya mulai diminta untuk mengajar Powerpoint, flash, blog, dan lain-lain dari
sekolah-sekolah di wilayah kabapaten
gunungkidul, lintas mgmp, dan juga diminta untuk menjadi trainer kegiatan di
tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi.
Pak Wijayakusuma:
Kemudian ajang lomba mulai saya jajaki, kegagalan setiap mengirimkan karya, dan
proposal berkali-kali. Namun pantang menyerah terus mencari informasi lomba
lewat web maupun blog tentang info lomba. jangan tunggu informasi dari dinas
karena pasti akan terlambat. Kegagalan-kegagalan yang ada di depan mata saat
lomba, bahkan karya terbaik yang saya buatpun masih kalah dalam lomba padalah
pada saat itu karya yang saya buat lebih baik dari karya peserta lomba lain?
"Inilah masalah baru bagi pemain lomba"
Oleh karena itu saya riset
kenapa selalu kalah, saya renungkan akhirnya mulai tahun 2009 saya sudah mulai
mencicipi hasil kejuaran dari tingkat kabupaten, regional, maupun propinsi,
namun di tingkat nasional saya selalu kalah dalam 6 kali berhasil menjadi
finasil lomba tingkat nasional apa sih yang menyebabkannya?
Saat kita benar-benar
ingin mengikuti lomba tingkat nasional maka kita harus melakukan: 1.
Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karya yang akan kita ikut lombkan, 2.
Karya yang kita ikutkan dalam lomba bukan karya yang instan artinya karya yang
kita buat tidak maksimal karena hanya membuat karya saat akan ada lomba, namun
siapkanlah karya yang dibuat itu jauh hari bahkan mungkin 1 tahun pengerjaan
yang di dalamnya ada jiwa dan ruh kita, semangat kita. 3. Jika kita lolos ke
nasional perlu di lihat kembali apasih yang akan dinilai saat kita mengikuti
lomba tersebut, apakah karyanya ataukah presentasinya , 4. Siapkan diri,
pribadi, mental dan focus pada lomba, 5.saat presentasi lomba focus pada materi
yang akan kita sampaikan.
Kegagalan-kegagalan di
awal saya ikut lomba di tingkat nasional karena pada saat pemaparan saya dulu
sering melakukan presentasi yang keluar jalur bukan pada pokok media atau
penelitian yang saya buat misalnya( siapa saya, prestasi apa yang saya miliki,
membanggakan organisasi, sekolah, maupun yang lainnya sehingga keluar jalur
dari presentasi yang seharusnya saya harus fokus pada media yang saya
presentasikan) itu penting sekali karena saya pernah gagal di ajang inobel
tahun 2009 saat itu saya kehabisan waktu karena hanya menceritakan siapa saya,
dan lain-lain yang akhirnya harusnya dari teman-teman peserta pada saat itu
menilai saya bisa masuk 3 besar ternyata tidak masuk ...pengalaman pahit...
Teman-teman yang luar
biasa di group ini ada yang juara inobel, ada yang juara lkg, ada yang juara
bidang lain tentu juga merasakan apa yang pernah saya rasakan... lomba itu
pasti hasilnya gagal atau juara. kalau gagal maka kita harus melakukan
evaluasi. kalau menang jangan jumawa karena suatu saat bisa juga kita akan
kalah ketika tidak bisa kontrol diri "AKU-nya muncul" sehingga saat
presentasi di lomba lain bisa kalah dengan orang lain. Maka saran saya pada
teman-teman di group ini dan tentu buat saya sendiri mari kita terus
belajar-belajar-dan belajar, belajar dimana saja, kapan saja dengan siapa
saja" (seperti slogan Rumah Belajar) ya.
Cari Pedoman Pemilihan
Guru Berprestasi pada tahun penyelenggaraan dilaksanakan jika belum keluar
pedomannya dapat menggunakan pedoman pada tahun sebelumnya.
1. Cermati isi
dari pedoman tersebut berkaitan dengan proses penilaian dari tingkat Kabupaten,
Tingkat propinsi, dan tingkat Nasional.
2. Buat
portofolio 8 tahun terakhir sesuai dengan ketentuan dari buku pedoman pemilihan
guru berprestasi. Kumpulkan semua karya bapak ibu guru yang sudah dibuat selama
8 tahun terakhir, untuk bukti fisik berupa Surat tugas, piagam, dll, diligalisir
oleh atasan langsung. Untuk tahun 2015 syarat portofolio kita adalah 8 tahun.
itu hal yang menantang bagi peserta gupres maka penting untuk mengarsipkan
semua kegiatan yang pernah kita lakukan dari tahun ke tahun ( alhamdulillah
karena pengalaman tahun 2006 tersebut saya masih memiliki semua arsip yang
dibutuhkan untuk mengikuti gupres, seperti undangan, catatan singkat/ laporan
singkat setiap kegiatan yang saya ikuti, foto, video dan dokumentasi, piagam
dan sertifikat yang lain selama 8 tahun tersebut hampir semuanya lengkap
sehingga memudahkan untuk menyusun portofolio tersebut)
3. Persiapkan
naskah inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan
masing-masing karya. Tampilkan karya inovasi terbaik yang bapak/ ibu guru
miliki dan selalu memperhatikan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi
tingkat nasional. (karya bisa berupa PTK, best practice, maupun penelitian yang
lainnya seperti penelitian eksperimen, penelitian R&D, dll) jangan lupa
buat presentasinya menggunakan Ms Powerpoint atau yang lainnya.
4. Buat
makalah evaluasi diri mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan tema
dan tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. (jika
dalam pedoman tidak ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu
dibuat).
5. Persiapkan
video pembelajaran untuk satu tatap muka yang mencerminkan proses pembelajaran
yang benar sesuai dengan rpp yang kita buat. (syarat yang maju ke tingkat
nasional).
setelah itu semua siap
maka hal yang kita lakukan adalah melalui tahapan-tahapan seleksi guru
berprestasi dari tingkat kabupaten sampai nasional yaitu:
Kegiatan penilaian di masing-masing
jenjang seperti yang sudah saya ikuti pada tahun 2015 meliputi:
Lomba Guru Berprestasi tingkat Kabupaten
Gunungkidul:
1. Test
tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional
2. Test
Wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Prefesional, Kompetensi
Sosial, dan Kompetensi Kepribadian.
3. Presentasi
dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Propinsi
DIY
1. Test
tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi
Kepribadian dan Kompetensi Profesional
2. Test
wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi
Kepribadian dan Kompetensi Profesional
3. Psikotest
4. Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional
1. Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
2. Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
3. Psikotest
4. Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Serta bagi para guru
pesan saya adalah teruslah belajar, berkolaborasi dan berbagi agar ilmu yang
dimiliki agar bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Bekalilah muridmu sesuai
dunianya, karena mereka akan hidup di zaman mereka yang sangat berbeda dengan
zamanmu. dan jangan lupa belajar dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja ("Rumah Belajar").
Sugiyatno
SDN Gatak Tanjungsari
Keruk II, Banjarejo, Tanjungsari,
Gunungkidul.
Mantap
BalasHapustrimakasih bu
BalasHapus