Menulis
dan menerbitkan buku
Pemateri
Edi S.Mulyasa,S.Si.M.T
RESUME ke 18
BELAJAR
MENULIS GELOMBANG 7
Rabu,
22 April 2020
Narasumber
: Edi S. Mulyasa,S.Si.M.T sebagai
Publishing Consultant andi publisher
Materi : Menulis dan Menerbitkan Buku
Seperti biasanya
pembelajaran pada hari Rabu malam, 22 April 2020 oleh bapak Edi S.Mulyasa,S.Si.M.T grup menulis
gelombang 7 dimulai pada pukul 19.00 – 21.00. Materinya adalah Menulis dan Menerbitkan Buku.
Setiap penerbit telah
dipercayakan ISBN dari perpustakaan nasional, sebagai penanda setiap terbitannya,
dan dinaungi di bawah IKAPI sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk
mewadahi setiap penerbit di luar penerbit kampus. Penerbit di bawah IKAPI
secara alamiah memilih jalur masing-masing sesuai passionnya dalam menerbitkan
buku.
Pesan pak Edi “Sebagai
penulis, sebaiknya memahami ciri khas terbitan setiap penerbit”. Tujuan agar
tulisannya sesuai dengan misi penerbit. Walaupun ada penerbit yang dapat
menerbitkan segala tema di setiap terbitannya. Penulis, dapat mengirimkan
usulan dan proposal terlebih dahulu untuk menjajagi apakah jalur tulisannya
sudah sesuai dengan visi dan misi penerbitan belum. Hal ini untuk menghemat
waktu dan biaya dalam memersiapkan tulisannya.
Setiap penerbit, mempunyai SOP dalam
memilah, memilih tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan tujuan
utama tentunya adalah terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat. Penerbit
juga mempunyai peta pasar yang dia rekam dari outlet-outletnya, sehingga
instink penerbitan yang telah lama bergelut di bidangnya akan semakin terasah. Penerbit
melihat judul, outline, dan siapa penulis, terkadang dapat memproyeksikan pasar
buku yang menjadi sasarannya.
Kunci pertama bagi
penulis adalah pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju,
kemudian lakukan sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang
ditawarkan ke penerbit. Apalagi tema yang ditulis tersebut ternyata tema yang
baru, perlu tambahan data riset kecil yang tidak gampang untuk memengaruhi
penerbit. Penerbit lebih cenderung mencari tema yang secara data pemasaran
sudah ada, sehingga gamblang dalam membiayai penerbitannya mempunyai risiko
yang semakin kecil untuk tidak terserap di pasar.
Kirimkan ke beberapa
penerbit, apabila penulis belum berpengalaman bekerjasama dengan penerbit. Penerbit
akan menyeleksi tulisan, dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi
pemasaran sebagai pertimbangan utamanya. Berikan sedikit penjelasan pasar
sasaran, dengan data-data angka akan lebih menarik.
Sebagai contoh, saat
ini buku yang sangat dicari adalah buku tentang Covid-19. Cari secepatnya apa,
bagaimana, virus tersebut. Apakah buku yang kita tulis betul-betul mempunyai
manfaat pada pembaca. Pesaing buku apakah sudah ada apa belum. Penulis perintis
pertama biasanya dapat menikmati pasar awal yang cukup menarik. Biasanya
tulisan pertama memunyai kualitas yang belum baik, akan tetapi mengejar momen
yang cukup bagus.
Penulis follower
biasanya mempunyai penyajian materi yang lebih baik akan tetapi terkadang menikmati pasar sisa
dari para penulis perintis. Penulis perintis effort awal lebih banyak, dan
terkadang mempunyai risiko tidak laku juga besar. Penerbit akan sangat
tergantung dari tawaran awal dalam proposal dalam menentukan penerbitannya.
Poposal buku akan
semakin sempurnya, jika penulis telah melakukan proses tulisan bukunya minimal
50% dari rencana keseluruhan. Supaya proses penyelesaian tulisannya tidak
terlalu lama. Penerbit biasanya memberikan waktu yang beragam untuk menyelesaikan
tulisan tersebut. Banyak penulis yang menebar proposal banyak, akan tetapi
finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya,
sehingga terkadang penerbit akan memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal
inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat
segera diproses di penerbitannya. Proses penerbitan cuku panjang waktunya, dari
administrasi penerbitan awal, editing, setting layout, desain c over, dan
proses produksi. Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan waktu antara
2 minggu hingga 1 bulan paling lama. Yang membuat lama adalah proses antrian,
baik dari sisi penulis maupun beberapa bagian di penerbitan.
Pada proses
administrasi penerbitan, yang perlu dipersiapkan adalah: Kelengkapan naskah,
dari Judul-Sub Judul, Nama Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab,
hingga Sinopsis. Penulis harus jeli melengkapi hal demikian, karena biasanya
sebelum lengkap, proses selanjutnya tidak akan dijalankan. Proses editing, akan
terbantukan dengan pengetahuan ejaan, pemilihan kata, kalimat, paragraf hingga
hirarki bab yang baik dari penulis.
Kelemahan penulis
biasanya tidak clear saat menentukan hirarki bab, paragraf, kalimat, kata, dan
pemilihan fontasi. Editor akan membantu hal tersebut, akan tetapi apabila
penulis telah menata dengan baik, maka kerja editor akan lebih fokus ke dalam
bagaimana memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang baik. Setting layout
juga mempunyai peranan yang penting, karena menentukan ukuran buku, jumlah
halaman, dan keindahan halaman per halaman. Titik krusial ada di sini, karena
dengan pengaturan halaman yang baik, makan harga buku akan dapat efektif di
tentukan.
Harga buku yang
menarik, akan cukum memengaruhi pembeli dalam memutuskan akan menikmati buku
tersebut atau meninggalkannya. Desain cover, juga memunyai peranan strategis
dalam sebuah buku. Apalagi tipikan pembeli buku di Indonesia adalah didasarkan
dari keindahan dan seberapa menarik cover buku. Tipikan pembaca buku di indonesia
adalah, sight seeing, sehingga cover sangat penting sekali dalam pemasaran
buku. Setiap penerbit mempunyai data juga bagai mana cover yang menarik, dan
terbukti mendongkrak pemasaran.
Penulis sebaiknya
memberikan beberapa perbaikan ide untuk lebih memperkuat pasar buku yang
ditulisnya disaat proofing. Kerjasama yang baik dari penulis, dan pengetahuan
data dari penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan untuk terserap di
pasar. Akan tetapi dari pengalaman kami, tidak ada buku Best Seller yang By
Design. Artinya, banyak buku Best Seller di Indonesia, terkadang karena karunia
semata. Jadi jangan takut menawarkan tulisan anda ke penerbit, karena pada
dasarnya penerbit juga trial and error dalam menerbitkan buknya. Hanya pengalaman,
dan intuisi terkadang membantu untuk menghindari kerugian akibat terbitannya
tidak laku di pasar.
Kesimpulan
malam hari ini adalah Jangan pernah berhenti menulis dan jangan takut untuk menawarkan
tulisan anda ke penerbit. Semoga keinginan untuk mempunyai sebuah buku terbit
bisa terlaksana.
Sugiyatno
SDN Gatak Tanjungsari
Keruk II, Banjarejo, Tanjungsari,
Gunungkidul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar